Apa Itu Gangguan Elektromagnetik?
Gangguan elektromagnetik/Electromagnetic Interference (EMI) secara umum adalah aliran listrik yang tidak diinginkan dari sebuah peralatan listrik atau elektronik (dapat disalurkan melalui radiasi, konduksi, induksi) yang dapat mengganggu kerja atau sistem elektronik lainnya. Semua alat elektronik dapat mengalami gangguan elektromagnetik ini, termasuk juga alat elektronik kardiovaskular implan (ALEKA) seperti alat pacu jantung, defibrillator kardioverter implan (DKI), dan terapi resinkronisasi jantung (TRJ). Pada pengguna alat-alat tersebut, yang dimaksud EMI adalah gangguan pada kerja ALEKA akibat sinyal listrik yang berasal dari sumber eksternal (luar tubuh).
Menghindari EMI
Barang atau alat luar, baik didalam maupun di luar lingkungan rumah sakit, dapat mengganggu fungsi alat pacu jantung dalam tubuh. Apabila Anda menggunakan alat implant jantung (alat pacu jantung, defibrillator kardioverter implant), diskusikan dengan dokter Anda masalah yang mungkin terjadi akibat adanya gangguan elektromagnetik terhadap alat pacu jantung Anda, dan apa yang harus diperhatikan untuk menjaga alat pacu jantung bekerja dengan baik. Beberapa hal yang secara umum harus dihindari untuk mencegah EMI adalah :
Alat deteksi metal : Jangan terlalu lama berada di dekat alat pendeteksi metal. Apabila Anda berada di bandara atau tempat umum yang mengharuskan pemeriksaan deteksi metal, beri tahu petugas yang berwenang bahwa Anda menggunakan alat implan jantung agar Anda diperiksa secara manual.Hindari meletakkan pendeteksi metal di dekat lokasi pemasangan alat implan jantung.
·Handphone/walkie-talkie : Jangan letakkan handphone Anda di saku dada. Beri jarak antara handphone dan alat pacu jantung Anda minimal sekitar 15cm (6 inci) dengan menggunakan handphone di telinga yang berlawanan dengan lokasi alat implan jantung.
Headphones/Headset : Barang-barang ini sering mengandung material magnet yang dapat mengganggu kerja alat implan jantung, sehingga harus dihindari atau dijauhkan minimal 15cm dari lokasi alat implan jantung.
Beberapa prosedur medis seperti ESWL (untuk batu ginjal), pemeriksaan MRI dan CT scan, ablasi, diatermi, radioterapi, kardioversi (kejut jantung) juga dapat mengganggu kerja alat implant jantung, sehingga Apabila Anda berobat di rumah sakit atau layanan kesehatan lain, selalu informasikan bahwa Anda menggunakan alat pacu jantung.
Alat-alat generator listrik : Jaga jarak minimal 61 cm dari alat-alat atau sistem penggerak listrik bertegangan tinggi.
Beberapa peralatan rumah tangga yang berisiko minimal namun tetap perlu diwaspadai, seperti, mesin cukur listrik, tablet/ipad, microwave, komputer, printer, radio, teknologi wireless (tanpa kabel), hair dryer, dan lain-lain akan lebih aman jika dijauhkan minimal 15 cm dari lokasi implan jantung.
Pengaruh EMI terhadap ALEKA
Gangguan elektromagnetik merupakan masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi pengguna ALEKA. Seperti yang telah dijelaskan diatas, EMI dapat timbul dari berbagai hal, seperti alat-alat rumah tangga, alat-alat kedokteran maupun non kedokteran yang memiliki aktivitas aliran listrik. EMI dapat menyebabkan aktivitas tak normal dari ALEKA, seperti aktivitas pacu jantung yang tidak beraturan.3EMI dapat diartikan oleh alat pacu jantung sebagai aktivitas jantung yang normal sehingga menyebabkan alat tersebut menghentikan fungsi pacu jantungnya. Pada pasien yang kerja jantungnya bergantung pada alat pacu jantung, hal ini dapat menyebabkan henti jantung. Pada pasien dengan defibrillator kardioverter implan, EMI dapat disalahartikan sebagai aktivitas jantung yang berlebihan dan tidak teratur, sehingga DKI dapat menghantarkan kejut jantung di waktu yang tidak seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan pasien merasakan rasa yang tidak nyaman pada dada, bahkan hingga pingsan. Terkadang, apabila ALEKA mendeteksi EMI yang besar, ALEKA dapat berubah ke mode “reset” yang menyebabkan ALEKA kembali ke mode awal yang tidak sesuai dengan pengaturan khusus yang telah dibuat oleh dokter untuk masing-masing pasien. Apabila berada di dalam medan magnet yang kuat, ALEKA dapat mengaktivasi respon magnet, yang biasanya dapat menyebabkan kerja pacu jantung yang tidak beraturan pada alat pacu jantung dan terhentinya fungsi terapi takikardi pada DKI.4