top of page
  • Gambar penulisSimon Salim, Valerie Hirsy

Resusitasi Jantung Paru

Pendahuluan

Secara global, insidensi henti jantung diluar rumah sakit berkisar antara 20-140 kasus dari 100.000 orang.1Resusitasi jantung paru (RJP)/Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan oleh tenaga medis maupun orang awam pada seseorang yang mengalami henti jantung mendadak. Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan peredaran darah dan oksigen di dalam tubuh saat jantung berhenti bekerja.

Penelitian membuktikan bahwa tingkat kelangsungan hidup seseorang dengan henti jantung meningkat hingga 2-3 kali lipat apabila diberi tindakan RJP sejak menit-menit awal henti jantung. Kemungkinan hidup korban akan berkurang 10-15% setiap menitnya jika tidak diberi tindakan RJP.


Siapa yang membutuhkan RJP?

Tindakan resusitasi jantung paru harus dilakukan dengan segera pada seseorang yang tidak sadar dengan denyut nadi yang tidak dapat ditemukan. Hal ini biasanya ditemukan pada berbagai situasi seperti orang yang mengalami serangan jantung, kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, tersetrum atau tenggelam.

Bagaimana cara melakukan RJP?

Sebelum melakukan CPR, terdapat beberapa hal yang perlu Anda lakukan, yaitu :


1. Pastikan Lokasi Aman

Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda maupun korban. Apabila korban berada di lokasi yang berbahaya seperti ditengah jalan, percikan api, atau kondisi berbahaya lain, pindahkan korban ke tempat yang lebih aman jika memungkinkan.

2. Cek Kesadaran Korban

Panggil nama korban dengan suara lantang atau tepuk atau goyangkan bahu korban. Jika korban tidak merespons, panggil bantuan medis. Mintalah bantuan orang sekitar untuk menelepon ambulans (119) dan mencari alat Automated External Defibrillator(AED).


3. Cek pernapasan dan nadi Untuk memastikan apakah ia bernapas atau tidak, lihatlah apakah dadanya bergerak naik dan turun, yang menandakan ia bernapas. Anda juga dapat merasakan ada tidaknya hembusan napasnya pada pipi Anda. Untuk memastikan detak jantungnya, Anda bisa memeriksa denyut nadi di pergelangan tangannya, atau memeriksa denyut nadi di bagian sisi lehernya. Jika memungkinkan, periksa kedua hal ini dalam waktu tidak lebih dari 10 detik. Apabila Anda tidak dapat merasakan napas maupun nadi korban, lakukan RJP.


Langkah-langkah RJP


1. Kompresi (penekanan) dada

Baringkan tubuh korban di atas permukaan yang keras. Posisikan diri Anda berlutut di samping korban. Letakkan satu telapak tangan Anda di atas dada bagian tengahnya, tepatnya di antara puting, dan letakkan telapak tangan kedua Anda di atas tangan pertama. Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda. Berikan 30 kali kompresi/tekanan pada dada dengan kecepatan minimal 100-120 kali permenit. 



Periksa tanda-tanda korban telah bernapas atau menunjukkan respon. Sebagai orang awam, Anda dapat melakukan RJP dengan penekanan dada saja hingga tenaga medis datang. Namun jika Anda sudah terlatih atau pernah mengikuti pelatihan CPR, Anda bisa melanjutkan langkah berikutnya.


2. Buka Saluran Pernapasan

Buka saluran napas dengan cara mendongakkan kepala korban, lalu angkat dagunya. Apabila terdapat benda asing dalam mulut korban, keluarkan benda tersebut karena dapat menghalangi udara masuk ke saluran pernapasan korban.


3. Beri Bantuan Napas

Pemberian bisa dilakukan dari mulut ke mulut, atau dari mulut ke hidung, terutama jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka. Berikan korban napas atau udara dari mulut Anda sebanyak dua kali (masing-masing napas selama 1 detik), sambil melihat apakah bagian dadanya terangkat seperti orang bernapas atau belum. Jika belum, coba perbaiki posisi lehernya, atau periksa kembali apakah terdapat sumbatan pada jalan napasnya.



Anda dapat mengulangi langkah-langkah RJP tersebut hingga pasien mulai sadar atau bernapas, tenaga medis datang, atau jika Anda telah kehabisan tenaga. Teknik RJP ini dapat diterapkan pada orang dewasa dan remaja. Apabila tersedia AED, Anda dapat menggunakan AED sesuai petunjuk yang tercantum pada alat tersebut.

Apabila korban mulai sadar atau bernapas, posisikan pasien ke dalam posisi pemulihan.



Apakah CPR berbahaya?

Sebuah survei di Amerika menunjukan bahwa hanya setengah dari warga Amerika bersedia melakukan RJP apabila menemukan korban henti jantung. Alasannya beragam, kebanyakan takut dituntut karena justru merugikan korban, takut menyakiti korban, atau tidak yakin pada kemampuan diri melakukan RJP.

Pelaksanaan RJP memang memiliki beberapa risiko, seperti dapat menyebabkan patah tulang akibat pemberian tekanan dada yang terlalu keras, atau refluksnya cairan lambung ke paru-paru akibat pemberian bantuan napas yang tidak tepat. Sebagai orang awam, tentu Anda akan merasa takut melakukan kesalahan. Namun, manfaat melakukan RJP jauh melebihi risiko-risiko tersebut, bahkan dapat meningkatkan kesempatan hidup korban hingga 2-3 kali lipat. Jadi jangan ragu untuk mencoba memberikan RJP karena hal tersebut dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

266 tampilan0 komentar

©2020 by klikaritmia. Proudly created with Wix.com

bottom of page